Aku tidak akan bercerita tentang sebuah kisah inspirasi bukan cerita tentang
keajaiban dalam hidup, ini cerita sederhana tentang cinta. Cinta yang dimiliki
seorang wanita untuk pria dan pria untuk wanita. Cinta yang membuat rumit
segalanya.
Aku menulis kisah ini di bawah deraian air mata yang tak
henti-hentinya mengalir. Tak lagi aku pedulikan bulir demi bulirnya membasahi
keyboard komputer. Aku tetap menarikan jemari di antara tuts-tuts yang mulai
becek dengan penuh harap ada orang yang mau mendukung dan peduli pada deritaku
ini. Segala rasa bersalah menghampiri diriku. Sebelum aku lanjutkan kisah ini.
Aku sampaikan permohona
maaf yang amat mendalam untuk dua lelaki yang selama ini setia menghadapi keluh
kesahku, setia menghadapi polah tingkah yang menjengkelkan, kesabaran untuk
menghadapi setiap kemarahanku, kedewasaan saat menghadapi kemanjaanku. Beruntung aku mendapatkan cinta
kalian.
Sunggh
maafkan aku. dengan ketulusan yang engkau berikan, saat kita jauh aku malah
melakukan kesalahan yang sulit untuk dimaafkan.
Maafkan aku menduakanmu, mencintai dia di belakang kamu…
kamu…
Salahkah semua tingkahku, yang keterlaluan menyakiti
kamu…kamu…
Ku tak bisa menahan rasaku, saat kau jauh dariku, tak
bisa hidup tanpa cinta… cinta…
Maafkan aku melukis
luka membuatmu bersedih, mengundang air mata
Cinta tak mengapa kau marah, tapi satu ku pinta jangan
kau usaikan kita…
Memang
begitu adanya, itulah perasaan membuat aku lemah.
Memang semua ini tidak adil untukmu ataupun untuknya. Aku
terlalu egois untuk tetap ingin bersamanya dan tetap ingin kau cintai. Namun
inilah kenyataan. Maafkan aku jika selama ini aku berpura-pura mencintai kamu,
namun dengan aku tidak bisa melanjutkan hubungan yang lebih serius dengannya, aku
tidak ingin kehilangan kamu seseorang yang mencintai aku dengan ketulusan Ini
juga hal yang tersulit yang harus aku lalui. Saat menghadapi kenyataan, aku
harus terpisah dengan orang yang aku cintai dan mencintai aku. Kita masih
sama-sama mencintai, namun apa daya orang
tua tidak merestui hubungan kita. Maka jalan yang harus kita tempuh, kita harus
terpisah. Namun ternyata sulit untuk kita tidak saling berkomunikasi. Apalagi
kita berada dalam satu kota, satu universitas sehingga hal tersebut mempermudah
kita untuk tetap menjalani hari-hari selayaknya sepasang kekasih. Yang saling
memberi perhatian . Saling membantu saat salah satu menghadapi kesulitan. Saling menguatkan di
saat salah satu membutuhkan dukungan.
Dan pada akhirnya kamu, teman yang telah aku kenal
sebelum aku mengenalnya. Datang dengan menyatakan perasaanmu selama ini, memang
benar aku simpati padamu
namun itu bukan berarti
cinta. Jika kamu benar-benar mencintai aku, kenapa dulu sewaktu aku belum
mempunyai kekasih kamu tak pernah memastikan hubungan kita, dan pada saat itu
aku tidak suka hubungan ini tergantung. Setelah itu aku sudah mempunyai kekasih
kamu datang dengan sejuta harapan. Namun aku tidak ingin memulai hubungan ini
dengan mu karena aku telah bersamanya. Namun aku
tidak ingin kehilangan teman sebaik kamu. Dan saat itu kamu benar-benar selalu
berusaha untuk mendapatkan balasan dariku. Benar saja saat hubunganku dengannya
harus terpaksa berakhir, ujung-ujungnya aku menerima cintamu. Meski jujur aku
belum bisa mencintaimu, aku kagum dengan keseriusanmu untuk mendapatkan
balasan cinta dariku. Aku berpikir aku bisa belajar mencintaimu. Walau
kenyataan saat kita menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih aku masih
menjalin komunikasi dengan mantanku. Menjalin hubungan yang selayaknya kekasih.
Walaupun aku selalu mengelak jika kita pacaran. Namun kenyataan membuktikan
bahwa kita masih pacaran. Dengan sadar aku telah menyakitimu. Dia yang selalu
mengingatkan aku untuk tidak putus komunikasi denganmu, dia yang selalu menasehati
aku untuk tidak kasar dan cuek terhadapmu.Dia juga yang membuat aku belajar
untuk mencintaimu. Namun dia juga sulit untuk melepasku untukmu saat ini. Namun pada akhirnya
nanti aku akan melepas tali yang mengikat kita berdua.
Dia tahu kamu orang yang baik dan jelas ketulusan cinta
yang kamu berikan. Dia juga yakin pada kamu di saat nanti aku dan dirinya
benar-benar berpisah, aku bersama dengan orang yang tidak salah, dengan orang
baik seperti kamu. Orang yang bisa menuntunku, dan orang yang bisa menjadi imam
sholatku dan anak-anak kita kelak.
Kita tahu apa yang kita lakuakn ini salah. Cinta kita
terlarang namun apa daya kita untuk membendung perasaan kita. Kita berjanji
berusaha untuk mencari cara, jalan terbaik untuk kita mengakhiri hubungan ini. Jujur, ini sangat sulit bagi kita.
Benar-benar sulit. Tapi kita akan berusaha karena kita sama-sama tahu cinta
kita tidak bisa abadi, cinta yang halal kita memiliki seutuhnya, cinta yang
menghantarkan pada ikatan pernikahan. Meski dulu aku tidak pernah main-main
dengan hubungan kita. Ternayata takdir tidak berpihak padaku.
Permohonan maaf dari ku dan darinya untukmu. Maaf telah
menodai ketulusan cintamu. Hingga akhirnya sekarang kamu tahu akan kenyataan
ini. Besar
harapan ku dan harapannya kamu
mau memaafkan kesalalahan ku dan kesalahannya. Dan terima kasih, darimu aku telah
belajar tentang sebuah kesabaram , ketulusan dan kesetiaan. Meski aku belum
bisa mengamalkannya.
Aku tidak meminta kamu untuk tetap mencintai aku, atau
melanjutkan hubungan kita. Aku tahu sulit bagimu untuk memaafkan dan menerima
kenyataan ini. namun inilah kisah yang terjadi. Sudah terjadi di depan mata.
Hanya satu permintaanku jangan kau gantungkan hubungan kita. Jelaskanlah
bagaimana hubungan kita ini. jika memang semua ini berakhir sampai disini
akhirilah denga baik-baik, karena semua ini dimualai dengan baik. Jika kamu
ingin melanjutkan hubungan kita bicaralah. Jika kamu diam aku tak tahu apa yang
kamu mau. Jangan hanya menunggu takdir, takdir tidak akan berubah jika kamu
sendiri tidak bertindak merubahnya . Sungguh tersiksa menjalani hubungan tanpa
adanya kepastian. Aku tahu kamu butuh ketenangan untuk mencari keputusan. Dan
aku akan sabar menunggu keputusan terbaik yang kamu pilih. Saat ini aku
merasakan sebuah kehilangan yang menyiksa. Kehilangan yang tak pernah aku
banyangkan sebelumnya. kehilangan yang amat menyakitkan. Kehilangan orang yang
tulus mencintai dan menemani aku. Penyesalan dan derai air mata yang menemani
hari-hari yang aku lalui. Betapa kejamnya diriku menyakiti manusia berhati
malaikat sepertimu. Aku baru sadar bahwa Aku Mencintaimu, aku tak ingin
kehilanganmu.
Dan aku memohon maaf padanya, aku telah membawamu dalam
kerumitan masalah. Terima kasih selama ini telah mengajari aku tentang banyak
hal dalam kehidupan. Meski kita tak bisa bersama namun besar harapanku, sampai
akhir hayat tetaplah menjadi kakakku. Meski
ini sulit bagi kita, namun apakah cinta yang pernah kita
jalin akan menjadikan permusuhan bagi kita? Kenapa indah dan sucinya cinta kita
berubah menjadi racun. Aku yakin kita bisa dewasa dalam menghadapi masalah ini.
Walaupun setelah ini kita akan sedikit demi sedikit menggurangi komunikasi,
namun tidak ada alasan kita putus persaudaraan apalagi musuhan.
Saat ini aku hanya bisa memohon kepada Allah, agar memberikan jalan terbaik untuk ku, kamu dan dia.
Pada saat ini kita memohon kepada Allah mawar yang segar namun Allah memberi
kita kaktus berduri, kita meminta kepada Allah binatang mungil Allah memberi
kita ulat berbulu. Kita sangatlah kecewa dan sangat sedih. Namun siapa tahu jika kaktus berduri itu
berbunga sangat indah dan ulat pun berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita
harapkan, tetapi Allah memberikan apa yang kita perlukan. Pasti kita kecewa dan
sedih namun di atas segalanya Allah telah merajut yang terbaik untuk kehidupan
kita.
Kita tidak dapat melepaskan sesuatu karena baik/indah
Kita tidak dapat melapaskan sesuatu karena kita takut
Kita tidak bisa melepas seseorang karena hati
dan fikiran kita tertuju padanya
Kita belum tentu akan mendapatkan seseorang yang lebih
baik dari sebelumnya
Kita harus melepas seseorang bukan berarti akhir dari
dunia
Melainkan babak baru, dengan orang-orang baru
Kita harus melepas seseorang bukan pilihan
Melainkan perjalanan kehidupan ketitik yang lebih baik
bukan sebuah keterpurukan
Kita harus melepas seseorang karena memang inilah jalan kehidupan datang
dan pegi silih berganti.
****
Merenung seperti gunung
Mengurai hidup dari langit
Jejak-jejak yang tertinggal banyak menyimpan rahasia hidup
Bersandar pada waktu
Belajar pada takdir
Inilah hidupku
Inilah kenyataan hidup yang aku hadapi
Meski kelam tak aku pungkiri bahwa ini hidupku.
Salatiga,
14 Agustus 2010
Yogyakarta, 2013
0 komentar:
Posting Komentar